Untukmu Ibu
Ibu adalah sekolah pertama untuk anak-anaknya. Namun apa
jadinya, ketika Ibu pada zaman sekarang lebih mementingkan karir dengan bekerja
diperusahaan atau bahkan diluar negeri hingga menelantarkan, akh tidak, bukan
menelantarkan, terlalu kasar, tapi menitipkan anak-anaknya entah itu pada
keluarga atau babysister atau pembantu atau asisten rumah tangga.
Ini adalah sebuah catatan kecil yang dibuat oleh seorang
anak mewakili teman-teman yang ditinggal
ibunya bekerja,…
Untukmu Ibu
Ibu andaikan engkau tahu,
kami anak-anakmu, lebih membutuhkan kasih-sayangmu, peluk cium darimu,
nasihat-nasihat darimu, daripada setumpuk uang, atau mainan yang banyak.
Ibu bukankah engkau
tahu, bahwa surga berada di bawah telapak kaki Ibu, seperti sabda Rasulullah
saw :
“Hendaklah engkau
tetap berbakti kepada ibu, karena Surga berada ada di bawah telapak kaki ibu.”
(HR. Ath-Thabrani dan an-Nasai)
Ibu kami anakmu selalu
berusaha positif thinking bahwa engkau bekerja untuk masa depan kami, demi
kesejahteraan keluarga kita, agar kami menjadi anak yang sukses dan lebih baik
darimu. Tapi Ibu jauh dari lubuk hati kami, kami begitu merindukanmu, kami
ingin bercanda denganmu, kami ingin menceritakan segala kegiatan kami padamu.
Terkadang kami iri melihat teman-teman kami dapat bermanja-manja pada ibu-ibu
mereka, dimarahi ketika berbuat salah, mendapat pelukkan ketika berbuat baik.
Ibu, kamipun menginginkan yang seperti itu.
Kami anakmu, takut
Ibu, ketika kelak engkau tua renta. Kami enggan untuk merawatmu. Hingga
menitipkanmu pada panti jompo atau pembantu. Seperti yang engkau lakukan pada
kami sekarang ini. Semoga tidak ya bu…
Memang sulit ibu, kami
tak sepenuhnya menyalahkanmu karena telah meninggalkan kami. Ini semua terjadi
karena kebrobokkan sistem yang ada pada zaman ini. Yang beranggapan tentang
kesetaraan gender antara laki-laki dan perempuan, yang menganggap kehidupan
akan bahagia jika banyak uang. Ketahuilah Ibu kebahagiaan kami adalah ketika
kita dapat berkumpul bersama.
Ibu, engkau tetap
Ibuku, yang telah mengandung, melahirkan, dan menyusuiku. Kami tetap mencintai
dan menyayangimu. Kami akan terus menunggu engkau pulang, untuk bermain bersama
kami, belajar bersama kami, biarlah hanya ayah yang bekerja, karena kewajiban
mencari nafkah itu ayah. Kewajiban ibu adalah menjadi ibu dan mengurus rumah
tangga. Bekerja untuk ibu hukumnya mubah ibu.
Dari anakmu
Islam menetapkan dua
peran penting perempuan, yaitu sebagai ibu dan pengelola rumah. Dalam Muqaddimah
Dustur bab ”Nizham al-Ijtima’i” dinyatakan: “Hukum asal
seorang wanita dalam Islam adalah ibu bagi anak-anak dan pengelola rumah
suaminya. Ia adalah kehormatan yang wajib dijaga.”
Ibu adalah pendidik utama dan pertama bagi para
buah hatinya. Ibu adalah peletak dasar jiwa kepemimpinan pada anak. Ibu
mempersiapkan anak menjadi generasi pejuang Islam, Mujahid dan Mujahidah. Maka
sudah seharusnya seorang Ibu haruslah pintar. Bersekolah tinggi bukanlah untuk
mencari pekerjaan tetapi menyiapkan ilmu untuk diajarkan pada anak-anaknya
kelak.
Yuk Belajar menjadi Ummu Ideologis
Sumber : http://gaulfresh.com/kisah/untukmu-ibu-2
Ana Dia Friska ( Kontributor Gaul Fresh)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tulislah Tulisan Yang Menurut Anda Baik