Jumat, 25 September 2015

Jangan Berhenti Sebelum Allah Yang Menghentikannya



Jangan Berhenti Sebelum Allah Yang Menghentikannya

Pada saat aku ke pantai, setelah sekian lama tak ke pantai. Awalnya aku bingung untuk melepas sandal dan kaos kakiku karena jika ku buka maka aku berarti tak menutup aurat secara sempurna, hingga akhirnya aku tetap memakai sandal dan kaos kaki saat ke tepi pantai. Seperti dugaanku sandalku menjadi berat oleh pasir hingga sulit berjalan.Sehingga aku memutuskan untuk melepas sandalku dan menitipkannya ke warung dekat pantai sebelum kembali lagi untuk bermain di tepi pantai  namun aku tetap memakai kaos kakiku.

Lalu apa hubungannya kisah di atas dengan tulisanku kali ini??

Aku sampai di pantai itu pagi hari, sehingga cuaca belum begitu terasa panas. Apalagi begitu sampai ke pantai aku langsung menuju tepi pantai dan bermain air yang dingin. Hingga tak terasa bahwa hari semakin panas. Sampai suatu ketika, ketika aku akan kembali ke atas, menuju tempat penitipan barang, semakin ke atas ternyata pasir pantai semakin panas, panas sekali, apalagi posisiku yang hanya memakai kaos kaki, semakin terasa panas pasir itu. Aku mencoba untuk berlari agar cepat sampai dengan tujuanku, namun terasa jauh sekali, aku merasa sudah tidak kuat lagi menyentuh pasir yang panas ini, aku berhenti karena tak kuat berlari lagi. Tapi jika aku berhenti semakin terbakar kaki ini oleh panasnya pasir akibat teriknya matahari. Tapi jika aku terus berlari dan mau berusaha lebih keras lagi untuk mencapai tujuanku dan tujuan itu pasti akan terlihat semakin dekat walau kakiku harus kepanasan untuk beberapa saat. Berbeda ketika aku berhenti, tujuanku akan terus jauh tidak akan semakin dekat,dan justru aku akan terus merasa kepanasan, semakin kepanasan, hingga mungkin akan lelah dan pingsan di bawah teriknya matahari.

Hal ini, sama halnya seperti perjuangan kita dalam menegakkan hukum Allah, ketika kita terus bergerak maka lambat laun kita akan sampai pada tujuan kita, walau dalam perjalanan kita penuh aral rintang yang menghadang, penuh pengorbanan. Namun semua itu akan terbayarkan ketika kita telah sampai pada tujuan kita. Rasa haru, bahagia pasti akan menyelimuti kita dan kita pun akan lupa bahwa kita pernah sakit dalam perjalanan karena semua itu telah tergantikan oleh kebahagiaan yang kita dapatkan.

Berbeda halnya ketika kita diam saja, ketika hukum Allah dicampakkan, kita pasrah diatur oleh sistem kufur demokrasi. Akibat diam kita ini, maka hidup kita pasti akan semakin susah dan sengsara. Lambat laun kita akan membusuk karena diam kita. Di dunia saja kita sudah sengsara, bahkan kita juga belum tau bagaimana kita di akhirat akankah kita dihisab karena diam kita, saat Hukum Allah tak diterapkan, saat Agama yang di ridhoi Allah dihinakan.

Bukankah lebih baik hancur berkeping-keping karena bergerak, daripada membusuk karena diam.

Maka Teruslah Berjuang Jangan berhenti dan jangan menyerah sebelum Allah yang menghentikanmu dengan mencabut nyawamu.

By : Ana Dia Friska

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tulislah Tulisan Yang Menurut Anda Baik