Jangan Berhenti Sebelum Allah Yang Menghentikannya
Pada saat aku ke pantai, setelah sekian lama tak ke pantai.
Awalnya aku bingung untuk melepas sandal dan kaos kakiku karena jika ku buka
maka aku berarti tak menutup aurat secara sempurna, hingga akhirnya aku tetap
memakai sandal dan kaos kaki saat ke tepi pantai. Seperti dugaanku sandalku
menjadi berat oleh pasir hingga sulit berjalan.Sehingga aku memutuskan untuk
melepas sandalku dan menitipkannya ke warung dekat pantai sebelum kembali lagi
untuk bermain di tepi pantai namun aku
tetap memakai kaos kakiku.
Lalu apa hubungannya kisah di atas dengan tulisanku kali
ini??
Aku sampai di pantai itu pagi hari, sehingga cuaca belum
begitu terasa panas. Apalagi begitu sampai ke pantai aku langsung menuju tepi
pantai dan bermain air yang dingin. Hingga tak terasa bahwa hari semakin panas.
Sampai suatu ketika, ketika aku akan kembali ke atas, menuju tempat penitipan
barang, semakin ke atas ternyata pasir pantai semakin panas, panas sekali,
apalagi posisiku yang hanya memakai kaos kaki, semakin terasa panas pasir itu.
Aku mencoba untuk berlari agar cepat sampai dengan tujuanku, namun terasa jauh
sekali, aku merasa sudah tidak kuat lagi menyentuh pasir yang panas ini, aku
berhenti karena tak kuat berlari lagi. Tapi jika aku berhenti semakin terbakar
kaki ini oleh panasnya pasir akibat teriknya matahari. Tapi jika aku terus
berlari dan mau berusaha lebih keras lagi untuk mencapai tujuanku dan tujuan
itu pasti akan terlihat semakin dekat walau kakiku harus kepanasan untuk
beberapa saat. Berbeda ketika aku berhenti, tujuanku akan terus jauh tidak akan
semakin dekat,dan justru aku akan terus merasa kepanasan, semakin kepanasan,
hingga mungkin akan lelah dan pingsan di bawah teriknya matahari.
Hal ini, sama halnya seperti perjuangan kita dalam
menegakkan hukum Allah, ketika kita terus bergerak maka lambat laun kita akan
sampai pada tujuan kita, walau dalam perjalanan kita penuh aral rintang yang
menghadang, penuh pengorbanan. Namun semua itu akan terbayarkan ketika kita
telah sampai pada tujuan kita. Rasa haru, bahagia pasti akan menyelimuti kita
dan kita pun akan lupa bahwa kita pernah sakit dalam perjalanan karena semua
itu telah tergantikan oleh kebahagiaan yang kita dapatkan.
Berbeda halnya ketika kita diam saja, ketika hukum Allah
dicampakkan, kita pasrah diatur oleh sistem kufur demokrasi. Akibat diam kita
ini, maka hidup kita pasti akan semakin susah dan sengsara. Lambat laun kita
akan membusuk karena diam kita. Di dunia saja kita sudah sengsara, bahkan kita
juga belum tau bagaimana kita di akhirat akankah kita dihisab karena diam kita,
saat Hukum Allah tak diterapkan, saat Agama yang di ridhoi Allah dihinakan.
Bukankah lebih baik hancur berkeping-keping karena bergerak,
daripada membusuk karena diam.
Maka Teruslah Berjuang Jangan berhenti dan jangan menyerah
sebelum Allah yang menghentikanmu dengan mencabut nyawamu.
By : Ana Dia Friska
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tulislah Tulisan Yang Menurut Anda Baik