Ini adalah cerita fiksi, khayalan,
semoga terdapat manfaat di dalamnya.
Setiap hari sabtu malam minggu, sudah
menjadi jadwal dari Ibu 2 anak ini untuk bercerita. Yah sudah menjadi
kebiasaan keluarga, untuk berkumpul keluarga. Hal yang diceritakan
pun bukanlah cerita dongeng khayalan seperti pinokio, spiderman,
supermen, atau yang lainnya. Melainkan cerita tentang sejarah Islam,
tentang para pejuang-pejuang Islam yang gagah, hal itu dilakukan
untuk menumbuhkan rasa cinta anak-anaknya terhadap Islam.
“Ibu, hari ini Ibu akan bercerita
tentang siapa lagi, Muhammad al-Fatih lagi kah?” ucap sang kakak,
anak pertamanya.
“Hari ini Ibu, tidak akan bercerita
tentang Pejuang Islam yaa,, melainkan tentang akidah.”
“Yaahhh... sepertinya tak menarik “
dengan wajah menunduk, sang bungsu pun berucap.
“Anak-anak Ibu yang pintar-pintar ini
tau tidak, kita itu darimana? Ngapain coba kita di dunia ini? Dan
akan kemana setelah ini?” tanya sang Ibu terhadap anak-anaknya yang
sedang cemberut itu.
Namun tak ada respon dari sang anak.
Dengan tersenyum sang Ibu kembali berkata
“Yaa udah, Ibu mau cerita... dengerin
yaaa.. “
“ Pada suatu hari, ada 2 orang
pendaki gunung, yang satu orang Islam seperti kita, yang satu lagi
orang bukan islam atau seseorang yang nggak percaya akan adanya
Allah”
“Emang ada yah bu” tanya sang
bungsu
“Ada, sampai saat ini juga ada, ibu
lanjutin yaa...
Dalam perjalanan mendaki gunung, mereka
berdua bercakap-cakap, mengenai Tuhan.
- Orang yang bukan Islam : “ Aku, tak percaya adanya Tuhan, segala sesuatu pasti ada dengan sendirinya, kayak main sulap “'Cling'” datang dan pergi.
- Orang yang Islam : Segala sesuatu pasti ada yang menciptakannya.
Pada saat sampai di puncak, mereka
berdua lihat ada kapal gede banget di puncak gunung itu.
Sang atheis (Orang yang tidak percaya
adanya tuhan) Kaget, dan berkata : “ Kok Bisa ada kapal segede ini,
di puncak gunung? Pasti ada yang membawanya kesini.!”
Nah orang Islamnya menjawab : “Apa
sekarang kamu sudah percaya bahwa segala sesuatu itu ada yang
menciptakannya? Buktinya kapal ini, kamu percaya bahwa kapal tidak
akan bisa sampai disini dengan sendirinya. Pasti ada yang membawanya.
Begitu juga manusia. Ia tidak akan sampai disini kecuali karena ada
yang membawanya sampai disini. Itulah Allah, Sang Pencipta kita.”
Sekarang Ibu tanya sama anak-anak ibu
yang pinter ini. Sudah percaya belum kalau kita disini karena ada
Allah yang menciptakan kita.?
“Sudah Ibu...” Jawab sang anak
serempak.
Nah Ibu mau tanya lagi nih, kemarin itu
Ibu beliin kakak sama adek puzle yaa, punya kakak puzzlenya hewan
Gajah, punya adek puzzlenya hewan sapi. Iyaa kan ?
“ Iyaa bu, padahal dede pengennya
puzlenya itu singa, ibu beliinnya palah sapi” celetuk sang adik,
dengan wajah yang menggemaskan karena kesal.
“Alhamdulillah lho dek, udah ibu
beliin, belajar bersyukur yaa... kembali kepokok pembahasan.. Nah
Kemarin itu ibu beliin kakak sama adek bentuk puzzle yang berbeda,
sudah ada buku panduannya masing – masing yaa. Kalo seandainya buku
panduannya tertukar bisa nggk dikerjain itu puzzlenya? Tentu saja
tidak akan bisa, karena nggk sesuai aturannya.
Begitu pula manusia nak, Allah
menciptakan manusia sepaket dengan aturannya yakni al-Quran dan
Sunnah. Apabila manusia berjalan sesuai dengan aturannya maka akan
selamat dunia akhirat. Namun jika tidak sesuai pasti kehidupannya
akan sempit dan menderita nak.
Contoh lain yaa, Ibu punya sebuah Hp,
Ibu bisa menggunakan Hp itu karena ada buku panduannya. Coba kalo
seandainya Ibu salah membaca buku panduan, misal Ibu palah membaca
buka panduan mesin cuci untuk menggunakan Hp itu. Nyambung nggk? Jika
tetap digunakan dengan buku panduan yang salah. Pasti Hp Ibu akan
rusak. Iyaa Nggak?
Sekarang Kakak sama Adek sudah mengerti
kan? Kalo kita hidup di dunia ini harus sesuai syariat atau aturan
yang Allah berikan. Harus bisa menempatkannya dalam setiap aktivitas
yang dilakukan setiap hari. Karena setiap apa yang kita lakukan
selalu dicatat oleh malaikat, dan akan dipertanggung jawabkan kelak
di akhirat.
Nah kembali ke pertanyaan awal, Kita
itu dari mana? Untuk apa disini? Dan akan kemana nantinya?
“Kakak berusaha menjawab yah bu,”
ucap sang kakak, sang Ibu tersenyum sambil mengangguk.
“Kita itu berasal dari Allah, karena
Allah yang menciptakan kita. Dan kita disini itu di dunia ini
diperintahkan untuk beribadah kepada Allah, menjalankan perintah
Allah, dan menjauhi larangan Allah. Dan setelah ini kita akan kembali
kepada Allah, kita nanti juga akan di hisab atau dimintai pertanggung
jawabban atas apa yang kita lakukan di dunia ini. Benar kan Bu”
Ucap sang kakak, panjang lebar.
“Tepat sekali nak, Jadi mulai
sekarang kita harus lebih berhati-hati dalam bertindak, harus
memikirkan kembali, dan mengaitkannya dengan aturan Allah. Jika kita
akan bertindak, coba fikirkan, sesuai tidak ini dengan Syariat?
Seperti itu seterusnya ya nak”
“Iyaa Ibu” Jawab sang anak serempak
“karena sudah malam, ayoo kakak sama
adek tidur, besok harus bangun pagi untuk sholat subuh, sebelum tidur
berwudhu dulu, dan jangan lupa berdoa yaa”
Sekian, cerita khayalannya.. Semoga
Bermanfaat...
By : Ana Dia Friska
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tulislah Tulisan Yang Menurut Anda Baik