Konsekuensi Menjadi Manusia
Perilaku
itu ada yang baik dan ada yang buruk, ada yang luhur dan ada yang hina, ada
yang terhormat da nada yang tercela.Dan dalam hal ini manusia mempunyai kesiapan
untuk berperilaku rendah, hingga menjadi makhluk yang paling tidak bermartabat; juga mempunyai kesiapan
untuk berperilaku mulia, hingga menjadi makhluk yang paling mulia.Manusia mempunyai
kesiapan untuk menjadi baik, menjadi jahat, atau menjadi baik sekaligus jahat pada
waktu yang bersamaan.
Dendam, dengki, iri,
khianat, sombong, riya, marah, tamak, angkuh, ujub, curang, keras kepala, muka tebal,
kasar, berikut adalah sifat-sifat kebalikannya, dan sifat-sifat lainnya merupakan
gambaran beragamnya perilaku manusia.
Pertanyaannya sekarang :Apa konsekuensi yang timbul dari semua keistimewaan
yang dikaruniakanTuhan kepada manusia ini?
Jawabannya barang kali dapat
kita temukan pada kata bijak berikut :
“
Sebesar karunia yang dilimpahkan kepadamu, sebesaritu pula tanggungjawab yang
dituntut darimu.”
Allah telah menjadikan manusia
sebaga isatu-satunya makhluk, di antara sekian makhluk kasat mata di mukabumi,
yang dimintai pertanggungjawaban di hadapan-Nya. Allah berfirman :
“
Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja
(tanpapertanggungjawaban) ?” ( QS. Al-Qiyamah : 36)
“
Maka apakah kamu mengira bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara
main-main saja, dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” (QS.
Al-Mu’minun : 15)
Disebutkan di dalam
al-Quran, bahwa sebelum diberikan kepada manusia, Allah SWT telah menawarkan tanggungjawab
inikepada makhluk-makhluk yang lain. Namun mereka tidak sanggup memikulnya .
“
Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi, dan
gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat tersebut dan mereka khawatir
akan mengkhianatinya. Dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia
itu amat zalim dan bodoh,” (QS. Al-Ahzab:72)
Dan dengan
keistimewaan2 yang dianugerahkan kepada manusia yang sebagian kecilnya telah
kami sebutkan di atas Allah SWT
mengangkat manusia sebagai khalifah (wakil) Allah di mukabumi. Allah berfirman
:
“Dan
ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat, ‘Sesungguhnya Aku hendak menciptakan
seorang khalifah (wakil) di muka bumi.’” (QS. Al-Baqarah :30)
“Dan
Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah (wakil) di bumi.” (QS. Al-An’am
:165)
Namun perlu di ingat,
karena status manusia hanyalah seorang khalifah atau wakil, maka :
·
Ia bukanlah penguasa sesungguhnya
·
Ia harus bekerja sesuai perintah Dzat
yang mengangkatnya, bukan sesuai kemauan sendiri
·
Ia tidak boleh menentang dan berbuat melampaui
batas yang telah ditentukan
·
Ia harus melakukan apa yang dikehendaki Dzat
yang mengangkatnya, bukan menuruti kehendaknya sendiri.
Ini artinya, manusia bukanlah
makhluk merdeka. Manusia merupakan hamba Allah yang diberi kedudukan istimewa
di alam ini.Maka dari itu Allah SWT berfirman :
“
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah (meghamba) kepada-Ku.” ( QS.
Adz-Dzariyat :56)
Dengan demikian, kekhalifahan
manusia di muka bumi ini terkait erat dengan penghambaan kepada Allah
SWT.Apabila seseorang tidak mengarahkan penghambaanya kepada Allah berarti dia telah
mensejajarkan dirinya sendiri dengan benda-benda mati, hewan, dan tumbuh-tumbuhan.
Oleh karena itu, kita melihat al-Quran berulang kali menegaskan bahwa orang
yang tidak taat kepada Allah adalah orang yang telah kehilangan sisi kemanusiaanya.
Sebagaimana firman-Nya tentang orang-orang munafik :
“ Dan apabila kamu melihat
mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan mereka kagum, dan jika mereka berkata kamu
mendengarkan perkataan mereka, seakan-akan mereka adalah kayu yang tersandar.”
( QS. Al-Munafikun :4)
Hanya dengan melaksanakan
perintah Allah-lah kemanusiaan manusia akan
sempurna. Sebaliknya, jika manusia meninggalkan perintah-Nya, niscaya derajatnya
akan jatuh kederajat binatang yang lepas bebas tanpa ikatan.
Namun, untuk saat ini kita
takkan mampu melaksanakan perintah Allah secara sempurna, karena sistem yang di
emban bukanlah sistem Islam. Maka dari itu kita butuh wadah yang akan menerapkan aturan Allah secara sempurna
yakni dalam Naungan Khilafah.
By : Ana Dia Friska
(Kontributor Gaul Fresh )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tulislah Tulisan Yang Menurut Anda Baik